Kamis, 12 April 2018

komplotan pembobol atm

Komplotan pembobol uang nasabah BRI di Kediri dengan modus skiming ternyata juga membobol rekeningnya sendiri. ini dilakukan untuk mendapatkan ganti rugi dari pihak bank karena berpura-pura sebagai korban.

Hal ini terungkap dalam gelar kasus perkara di Mapolres Kediri, Kamis (12/4/2018).


Komplotan Pembobol ATM di Kediri Juga Kuras Rekening Sendiri Lalu Datangi Bank Minta Ganti Rugi

Kapolres Kediri, AKBP Erick Hermawan, mengatakan selain membobol rekening orang, komplotan ini juga membobol rekeningnya sendiri.
Setelah itu, komplotan tersebut berpura-pura sebagai korban skiming dan melapor ke pihak BRI untuk mendapatkan ganti rugi.

Modus ini dilakukan oleh pelaku utama Supeno (43) warga Desa Ngadi, Mojo, Kabupaten Kediri.Supeno bekerja sama dengan Sujianto (50) warga Pasirian, Kabupaten Lumajang serta M Toyib (54) warga Desa Purwokerto, Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

Toyib selaku pemilik rekening BRI semula hanya punya uang di ATM Rp 6 juta. Kemudian oleh Supeno ditransfer uang sebanyak Rp 110 juta ke rekening Toyib.
Selanjutnya pelaku lain Sujianto juga mentransfer uang ke rekening Toyib sebanyak Rp 15 juta. Sehingga di rekeningnya terkumpul uang Rp 131 juta.

Kemudian oleh komplotan pelaku, rekening Toyib dibobol melalui ATM di Jateng. Toyib kemudian mendatangi BRI serta mengklaim uangnya juga ikut dibobol sebanyak Rp 131 juta.
"Pihak bank kemudian memberikan ganti rugi senilai uang hilang sebesar Rp 131 juta. Hasil pembobolan rekening sendiri dibagi bertiga," ungkap Erick.

Dalam komplotan ini Supeno yang menjadi koordinator aksi di wilayah Kediri. Pelaku kemudian merekrut tujuh orang lain, yakni Sujianto, Toyib, Nur Mufid (35) warga Kendal Jateng, Sugianto (38) warga Lampung, Mustofa (49) warga Desa Boro Kabupaten Tulungagung, Siswanto (49) warga Pekalongan Jateng, serta Ahmad Rido (34) warga Kendal Jateng.

Komplotan Supeno ini selain membobol di Kediri juga melakukan aksi serupa di wilayah Jawa Tengah. Tiga pelaku dari komplotan ini sedang dimintai Polda Jateng.
Sementara modus operandi komplotan ini memasang alat spy cams di mesin ATM.

Ada tiga lokasi ATM yang dipasang spy cams di antaranya ATM BRI depan Diva Ngadiluwih, ATM BRI Jl Dhoho, dan ATM BRI RS Muhammadiyah, Kota Kediri.
Kemudian data yang berhasil diretas dikirim ke pelaku utama otak pembobolan atas nama Lintang alias Sadewo saat ini masih buron di Jakarta.

Selanjutkan dari otak pelaku ini mengirim kembali kartu ATM berikut nomer PIN kepada Supeno pelaku lapangan di Kediri.
"Data nasabah berikut PIN ini dikirim lewat whast app. Kartu yang digunakan memakai kartu ATM bekas yang tidak berlaku lagi," ungkapnya.

Dari hasil pengakuan pelaku telah membobol dana nasabah BRI di wilayah Kediri sebanyak Rp 500 juta,Pelaku juga memanfaatkan bekas struk yang keluar dari mesin ATM. Pada kertas dapat dikenali jenis mesin ATM karena ada kode ID yang tercetak.
"Para pelaku lapangan di Kediri ini disuruh mencari struk dan nomer ID dari ATM. Nomer ID ini dikirim untuk dianalisa pelaku di Jakarta," jelasnya.

Selama ini uang hasil membobol ATM digunakan untuk biaya operasional. Karena setiap beraksi memasang spy cams dan mencari struk ATM pelaku yang disuruh Supeno dapat upah Rp 200.000.
"Kami belajar tak perlu lama karena hanya menjalankan alat-alat komputer. Spy cams kami pasang dalam waktu satu detik," kata Supeno, sembari memperagakan cara memasang spy cams di ATM.

Sementara perkenalan Supeno dengan Lintang otak pelaku pembobolan sewaktu menjadi PJTKI. Ide ini muncul bulan November 2017 setelah Lintang memberikan tawaran kepada Supeno untuk bekerja sama mencari struk ATM merk Hyosung.

Para tersangka bakal dijerat dengan Pasal 46 dan 48 Undang-Undang RI No 19/2016 tentang perubahan atas UU RI No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Serta Pasal 363, 362 dan Pasal 378 KUHP.

0 komentar:

Posting Komentar